Sabtu, 12 Oktober 2013

LAPORAN BACAAN (BOOK REPORT)

MATA KULIAH
PENGANTAR KESUSASTRAAN

TUGAS I
LAPORAN BACAAN (BOOK REPORT)

BUKU
Membaca Sastra:
Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi
Ditulis Oleh: Melani Budianta, Dkk.



OLEH:
Nama: MEUTIA YETISIA
NIM: 1300829
SESI: 52923























PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan  laporan buku yang berjudul Membaca Sastra:
Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kesusastraan. Laporan ini dapat diselesaikan dengan panduan dari berbagai pihak antara lain Bapak  selaku dosen mata kuliah Pengantar Kesusastraan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis, orang tua, teman, dan pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Padang,   September 2013

         Penulis,






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A.   PENDAHULUAN
1.      Identitas Buku yang Dilaporkan....................................................................................1
2.      Gambar Sampul Buku....................................................................................................1
B. BAGIAN BUKU YANG DILAPORKAN
1.      Bab IV............................................................................................................................2
2.      Bab V..............................................................................................................................3
C.  KOMENTAR ISI BUKU.....................................................................................................5
D.  PENUTUP............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA


                                            
A.    PENDAHULUAN

1.      Identitas Buku yang Dilaporkan
a.      Judul Buku    : Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi
b.      Pengarang      : Melani Budianta, Dkk.
c.       Tahun Terbit  : 2003

2.      Gambar Sampul Buku
Buku yang dilaporkan adalah hasil fotokopi dengan sampul berwarna merah dan sampul belakangnya polos.


B.     BAGIAN BUKU YANG DILAPORKAN

1.      Bab IV :

a.       Judul Bab: Drama
Pada bab ini terdapat 3 subbab mengenai drama. Pertama, hakikat drama. Kedua, Karakteristik, Elemen Drama, dan Sarana Dramatik. Ketiga, Pengkategorian Drama.

b.      Judul Subbab 1: Hakikat Drama
Subbab ini terdapat pada halaman 95-103. Pada subbab ini pengarang menjelaskan definisi atau apa yang sesungguhnya disebut dengan drama tersebut. Pengarang nenuliskan bahwa drama adalah sebuah drama sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Pengertian drama ini mengikuti batasan sebagaimana yang dikemukakan oleh Sir John Pollock (1958) bahwa “a play as a work of art composed of work spoken, or motion performed, by imagined characters and having a subject, action, development, climax and conclusion.
            Pada subbab ini pengarang juga menjelaskan sejarah mengenai drama. Pengarang menuliskan istilah drama menurut beberapa ahli, salah satunya oleh Boen S. Oemarjati (1971), pada masa Aeschylus (525-456 SM) menyiratkan makna ‘peristiwa’, ‘karangan’, dan ‘risalah’. Sedangkan istilah teater yang berasal yang berasal dari “theatron” yang  mengandung makna ‘dengan takjub melihat atau memandang’.
            Pada subbab ini juga dituliskan bahwa perkembangan drama memperlihatkan adanya pergeseran dari ritual keagamaan menuju kepada suatu oratoria yaitu seni berbicara yang mempertimbangkan intonasi untuk mendapatkan efektivitas komunikasi.

c.       Judul Subbab 2: Karakteristik, Elemen Drama, dan Sarana Dramatik
Subbab ini terdapat pada halaman 104-110. Pada bagian subbab ini pengarang menuliskan lebih jelas lagi mengenai drama dan jatidiri dari drama itu, yaitu bahwa drama telah diniatkan dari awal oleh penulisnya sebagai karya sastra yang sesungguhnya dimaksudkan untuk dipertunjukkan atau jika mengikuti rumusan Sylvan Barnet dan kawan-kawannya (1983). “A play is written to be seen and to be heard.”
Pada subbab ini juga dituliskan mengenai elemen dari drama. Pada karya drama ditemukan pula adanya elemen-elemen tokoh, alur, dan kerangka situasi cerita yang saling menunjang satu dengan yang lainnya.
Dalam drama, tingkat kepentingan antara tokoh dan alur seimbang. H Hudson (1958) mengemukakan dua jalur pendapat, yaitu: pertama, alur lebih dipentingkan, sedangkan tokoh hanya untuk mengisi dan menyelesaikan alur itu. Kedua, tokoh yang lebih penting, sedangkan alur hanya dipergunakan untuk mengembangkan tokoh. Tetapi berkaitan dengan hal ini, Hudson cenderung mengatakan bahwa pementingan tokoh lebih utama dibandingkan dengan alurnya.
Dalam subbab ini juga dijelaskan mengenai sarana dramatik, yaitu monolog (monologue), solilokui (soliloquy), dan sampigan (aside). Pemanfaatan berbagai sarana dramatik ini bertujuan agar tema dalam sebuah drama tersebut dapat lebih dipahami dan terasa lebih hidup ketika dipentaskan.

d.      Judul Subbab 3: Pengkategorian Drama
Subbab ini terdapat pada halaman 111-115. Pada subbab ini dituliskan bahwa drama dikelompokkan ke dalam karya sastra karena media yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarangnya adalah bahasa. Ragam bahasa yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung dari sejumlah faktor penyebab, misalnya dari tingkat pendidikan, status sosial, dan usia para tokoh dalam karya drama.
Bahasa yang digunakan dalm sebuah drama bukan hanya dilihat dari keformalan atau ketidakformalan bahasa, namun juga dari penggunaan sarana-sarana puitik maupun naratif. Sehingga terdapat karya drama yang berbentuk puisi, dan ada pula yang berbentuk lirik.
Berdasarkan pola sajiannya terdapat berbagai-bagai jenis drama. Namun, diantaranya ada lima buah sajian drama yang populer seperti tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. 

2.      Bab V:

a.       Judul Bab: Catatan untuk Pengajar
Pada bab ini terdapat beberapa subbab yaitu, catatan untuk pengajar sastra, catatan untuk pengajar puisi, catatan untuk pengajar prosa, dan catatan untuk pengajar drama.

b.      Judul Subbab 4: Catatan untuk Pengajar Drama
Subbab ini terdapat pada halaman 156-167. Pada subbab ini terdapat beberapa bagian sebagai berikut.
Pertama, hakikat drama. Pada bagian ini penulis menuliskan bagaimana cara mengajarkan mengenai definisi drama dan teater kepada mahasiswa. Pengajaran tersebut bukan dengan menjelaskan definisinya secara langsung, tetapi dengan cara melacak pemahaman mahasiswa. Caranya yaitu mahasiswa diminta pendapat dan komentarnya mengenai pengetahuan yang telah mereka ketahui, sedangkan pengajar meluruskan jika pendapatnya melenceng. Namun jika pendapatnya sesuai maka pengajar mertugas memberikan contoh yang sesuai dengan khazanah sastra. Dan jika memerlukan bantuan pemahaman untuk menjelaskan pengertian dasar mengenai drama, dapat diperoleh dari beberapa kamus istilah sastra maupun sumber lainnya. Namun berilah kesempatan pada mahasiswa untuk menyampaikan pemahaman mereka. Agar pemahaman mahasiswa semakin luas maka pengajar perlu mencari beberapa contoh drama dan dieksplorasikan memlui diskusi kelas.
Kedua, karakteristik,elemen drama, dan sarana dramatik. pada bagian ini dituliskan bahwa berkenaan dengan elemen-elemen drama, pengajar dapat menunjukkan perbedaan esensial antara drama dengan prosa. Ada yang berpendapat soal lebih pentingnya alur atau tokoh, hal ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi di kelas dengan pengarahan pengajar. Ada tiga buah sarana dramatik dalam drama, yaitu monolog, solilokui, dan sampingan. Istilah monolog dan solilokui juga akrab dalam keseharian, maka penjelasan istilah ini sangat penting mengingat kesalahpahaman terhadap kedua istilah ini yang cukup besar.
Ketiga, pengkategorian drama. Pada bagian ini dikatakan bahwa perlu dijelaskan bahwa cakapan atau dialog dalam drama sangat memperhatikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tingkat pendidikan, status sosial, dan pokok pembicaraan. Pola penyajian drama yang bertumpu pada alur dan tokoh menghasilkan bermacam-macam jenis drama. Pengajar cukup membicarakan 5 jenis drama saja kepada mahasiswa, yaitu tragedi, komedi, tregikomedi, melodrama, dan farce. 

C.     KOMENTAR ISI BUKU

Untuk mengomentari buku ini penulis laporan menggunakan satu buku pembanding berjudul Pengantar Ilmu Sastra yang disusun oleh Jan van Luxemburg, Dkk untuk membandingkan Bab IV pada buku yang dilaporkan. Berdasarkan hasil bandingan tentang isi kedua buku ini dapat dilaporkan hal-hal sebagai berikut ini.

1.      Pada buku yang dilaporkan bab IV subbab 1 dijelaskan pengertian drama yang mengikuti batasan yang dikemukakan oleh seorang ahli, yaitu oleh Sir John Pollock (1958). Sedangkan pada buku pembanding pengertian drama hanya dijelaskan secara sederhana tanpa didasarkan oleh para ahli.

2.      Pada buku yang dilaporkan tidak dijelaskan mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam drama, sedangkan dalam buku pembanding dijelaskan bahwa ada tiga aspek yang perlu ditinjau, yaitu situasi bahasa dialog atau teks pokok, penyajian unsur-unsur alur, dan segi-segi alur.


3.      Pada buku yang dilaporkan menjelasan mengenai drama dijelaskan secara ringkas, sedangkan dalam buku pembanding penjelasan mengenai drama dijelaskan secara rincci dan penjelasan yang panjang.

4.      Pada buku yang dilaporkan dialog hanya dijelaskan tentang pengertiannya saja, sedangkan pada buku pembanding dialog dijelaskan secara lebih terperinci. Pada buku pembanding di jelaskan pengertian dialog, situasi bahasa diagonal, dialog dan latarnya, dan dialog dan perbuatan.


5.      Pada buku yang dilaporkan penulis menuliskan pendapat seorang ahli yang bernama W.H. Hudson mengenai pentingnya tokoh atau alur. Pendapatnya yaitu (a) alur lebih dipentingkan, sedangkan tokoh hanya untuk mengisi alur itu, dan (b) tokoh lebih penting, sedangkan alur digunakan untuk mengembangkan tugas. Sedangkan dalam buku pembanding dijelaskan tanpa pendapat dari ahli sastra. Di buku pembanding dijelaskan bahwa alur tidak diceritakan, hanya visual dipanggungkan.
6.      Pada buku yang dilaporkan penulis menuliskan jenis-jenis drama, yaitu tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. Sedangkan pada buku pembanding tidak dijelaskan tentang jenis-jenis drama.

7.      Pada buku yang dilaporkan penulis tidak menuliskan penggarapan waktu dalam pemnetasan drama, sedangkan pada buku pembanding dijelaskan tentang penggarapan waktu dalam pementasan drama, yaitu bercerita, acuan di dalam alur, irama, dan selingan.


8.      Pada buku yang dilaporkan penulis memberikan contoh dialog yang di tulis oleh N. Riantiarno, sedangkan pada buku yang dibandingkan contoh dialog tidak jelas siapa penulisnya.

9.      Pada buku yang dibandingkan penulis menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pementasan drama yaitu bagaimana penonton menanggapi pementasan itu, sedangkan dalam buku yang dilaporkan tidak menjelaskan peristiwa-peristiwa tersebut.


10.  Pada buku yang dilaporkan penjelasannya kurang lengkap dan hanya menjelaskan garis-garis besar secara keseluruhan, sedangkan pada buku pembanding penjelasan lebih lengkap.

D.    PENUTUP

Setelah melaporkan isi buku Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi dan membandingkan dengan buku bandingan yang berjudul Pengantar Ilmu Sastra dapat disimpulkan bahwa isi buku yang dilaporkan sesungguhnya dari segi bahasa lebih mudah dipahami karena menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Namun dalam segi isi penjelasan materinya buku yang dilaporkan kurang lengkap daripada buku pembanding.

DAFTAR PUSTAKA


Budianta, Melani, dkk. 2003. Membaca Sastra: Pengantar Memahi Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia Tera

Luxemburg, Jan Van, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia



2 komentar:

  1. gue numpang yah..
    jngan lupa numpang di tempat gue.

    BalasHapus
  2. Bisa bantu saya dengan bagian pertanyaan² seperti ini
    =Apa
    =Bagaimana
    =mengapa
    Ini d simpan di perbabkah?

    BalasHapus